Kesenjangan Gender dalam Dunia Kerja di Indonesia
Foto oleh Tim MossholderUnsplash

Kesenjangan Gender dalam Dunia Kerja di Indonesia

Dalam 3 dekade terakhir, peran wanita dalam dunia kerja di Indonesia semakin meningkat. Wanita kini tidak hanya berperan sebagai ibu rumah tangga, namun juga turut serta aktif dalam berbagai sektor industri dan profesi. Hal ini merupakan bukti bahwa wanita memiliki kontribusi yang signifikan dalam memajukan perekonomian dan dunia kerja di negara kita. Hingga akhir tahun 1990-an, wanita sering kali dianggap hanya cocok untuk pekerjaan tertentu, namun menjelang pergantian milenium pandangan tersebut mulai bergeser. Banyak wanita yang sukses meniti karir di berbagai bidang, seperti bisnis, teknologi, engineering, dan masih banyak lagi. Mereka membuktikan bahwa kemampuan dan potensi wanita dalam dunia kerja tidak kalah dengan kaum pria. Tidak hanya itu, semakin banyaknya perusahaan yang memberikan kesempatan yang sama bagi wanita dalam hal rekrutmen dan promosi juga menjadi indikasi pentingnya peran wanita di dunia kerja. Keterlibatan wanita dalam pengambilan keputusan bisnis juga semakin meningkat, menunjukkan bahwa pandangan dan kontribusi mereka sangat dihargai. Namun demikian, dengan banyaknya kemajuan yang dicapai, tantangan tetap ada dalam perjalanan wanita Indonesia di dunia kerja. Fakta yang ada memperlihatkan bahwa hingga kini masih terdapat kesenjangan gender dalam hal pendapatan dan kesempatan karir di dunia kerja kita. Dan kesenjangan gender di dunia kerja di Indonesia masih menjadi isu yang signifikan hingga saat ini.  

Definisi Kesenjangan Gender

Istilah “kesenjangan gender” mulai populer pada tahun 1970-an ketika gerakan feminis semakin berkembang. Sejak saat itu, kesenjangan gender telah menjadi fokus perhatian global dan menjadi subjek banyak penelitian, kebijakan, dan advokasi untuk mencapai kesetaraan gender. Selama beberapa dekade terakhir, upaya untuk mengurangi kesenjangan gender telah menjadi bagian integral dari agenda pembangunan berkelanjutan di banyak negara di seluruh dunia. Kesenjangan gender sendiri merujuk pada perbedaan perlakuan, hak, dan kesempatan antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan kehidupan sosial serta aspek lainnya yang ada di masyarakat. Kesenjangan gender dapat terjadi karena faktor budaya, sosial, ekonomi, dan politik yang memengaruhi peran dan status laki-laki dan perempuan dalam masyarakat.  

Beberapa Issue Kesenjangan Gender Dalam Dunia Kerja di Indonesia

Akses dan Kesempatan Kerja dan Pendidikan

Akses terhadap pekerjaan dan pendidikan adalah salah satu aspek penting dalam kesenjangan gender. Perempuan sering kali menghadapi hambatan dalam mencari pekerjaan dan pendidikan yang sesuai dengan kualifikasi dan minatnya. Hal ini dapat disebabkan oleh stereotipe gender yang masih melekat dalam masyarakat, di mana beberapa jenis pekerjaan dianggap lebih cocok untuk laki-laki daripada perempuan, dan sebaliknya. Selain itu, akses terhadap pendidikan dan pelatihan juga memengaruhi kemampuan perempuan untuk memasuki pasar kerja. Kesenjangan dalam akses terhadap pendidikan dan pelatihan dapat menghambat perempuan untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

Perbedaan Upah atau Pendapatan

Kesenjangan gender dalam hal upah adalah perbedaan yang signifikan antara pembayaran yang diterima oleh pekerja pria dan pekerja wanita untuk pekerjaan yang sama atau setara. Kesenjangan ini menjadi perhatian serius karena melanggengkan ketidakadilan dan ketimpangan dalam dunia kerja. Hal ini juga mencerminkan ketidaksetaraan gender yang masih ada di masyarakat.
Baca juga: Belajar Investasi Sejak Dini Bagi Perempuan Akan Membuat Hidup Lebih Nyaman
Kesenjangan upah antara pria dan wanita dapat terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya adalah diskriminasi gender yang terjadi di tempat kerja. Pemberi kerja mungkin saja memberikan gaji yang lebih rendah kepada pekerja wanita meskipun mereka memiliki kualifikasi dan pengalaman yang sama dengan rekan pria mereka. Selain itu, perbedaan dalam negosiasi gaji juga dapat memengaruhi kesenjangan upah ini. Wanita cenderung kurang percaya diri dalam negosiasi gaji dibandingkan dengan pria, sehingga seringkali menerima gaji yang lebih rendah.

Posisi dan Jabatan Tinggi

Keterwakilan dalam jabatan tinggi merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur kesenjangan gender di lingkungan kerja. Keterwakilan yang seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam jabatan tinggi menunjukkan adanya kesetaraan dan kesempatan yang sama bagi kedua jenis kelamin dalam mencapai posisi-posisi penting di suatu organisasi. Kesenjangan gender dalam keterwakilan jabatan tinggi masih menjadi persoalan yang signifikan di banyak negara, termasuk di negara kita. Meskipun banyak perusahaan dan organisasi telah berupaya untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dalam jabatan tinggi, namun masih terdapat kesenjangan yang cukup besar antara jumlah laki-laki dan perempuan yang menduduki posisi-posisi kepemimpinan.

Keseimbangan Kerja dan Kehidupan Pribadi

Keseimbangan Kerja dan Kehidupan (work-life balance) adalah konsep yang penting dalam mencapai kesetaraan gender di tempat kerja. Keseimbangan ini mengacu pada upaya untuk mencapai harmoni antara tanggung jawab pekerjaan dan kebutuhan pribadi, seperti waktu bersama keluarga, rekreasi, dan perawatan diri. Dalam konteks kesenjangan gender, keseimbangan kerja dan kehidupan menjadi krusial karena perempuan sering kali menghadapi tekanan ganda antara tuntutan karier dan peran tradisional sebagai pengasuh keluarga. Kesenjangan gender dalam keseimbangan kerja dan kehidupan tercermin dalam berbagai aspek, termasuk akses terhadap cuti, fleksibilitas jam kerja, dan persepsi sosial terhadap peran gender. Perempuan sering kali mengalami kesulitan dalam memperoleh cuti yang cukup untuk perawatan anak atau anggota keluarga lainnya. Selain itu, kurangnya fleksibilitas jam kerja dapat menghambat perempuan dalam menjaga keseimbangan antara karier dan kehidupan pribadi. Selain itu, persepsi sosial yang menempatkan tanggung jawab utama dalam urusan rumah tangga pada perempuan juga menjadi hambatan dalam mencapai keseimbangan kerja dan kehidupan yang adil.

Diskriminasi dan Pelecehan Seksual

Diskriminasi dan pelecehan seksual merupakan dua masalah serius yang terkait erat dengan kesenjangan gender. Kedua masalah ini memiliki dampak yang merugikan bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan. Diskriminasi gender adalah perlakuan tidak adil terhadap seseorang berdasarkan jenis kelaminnya. Hal ini dapat terjadi dalam berbagai bidang, termasuk dalam dunia kerja, pendidikan, akses kesehatan, dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat. Di tempat kerja, diskriminasi gender dapat terjadi dalam bentuk penggajian yang tidak adil, promosi yang tidak adil, atau perlakuan tidak setara dalam kesempatan untuk pengembangan karir. Di dunia pendidikan, diskriminasi gender dapat terjadi melalui pembatasan akses terhadap pendidikan bagi perempuan atau perlakuan tidak setara dalam hal fasilitas dan kesempatan belajar.
Baca juga: Kenali dan Jalankan Prosedur Kesehatan Reproduksi Sejak Usia Dini
Untuk mengatasi issue kesenjangan gender di dunia kerja di Indonesia, diperlukan upaya lintas sektor yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan lembaga internasional. Langkah-langkah konkret seperti implementasi kebijakan anti-diskriminasi, pemberian akses pendidikan dan pelatihan yang merata, promosi keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, serta penciptaan lingkungan kerja yang inklusif perlu didorong secara bersama-sama. Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender di tempat kerja melalui kampanye, pelatihan, dan advokasi. Dengan upaya bersama, diharapkan kesenjangan gender di dunia kerja di Indonesia dapat dikurangi secara signifikan sehingga semua individu memiliki kesempatan yang adil dan setara dalam mengembangkan karier mereka tanpa terkendala oleh faktor gender.
Scroll to Top